Rumus Menilai Bahagia orang Sebelum Iri


Kadang saya berasumsi bahwa kehidupan si "X" lebih baik dari saya, atau sebalikanya kehidupan saya lebih baik dari si "Y". Pola pikir tersebut menurut saya, terjadi karena tidak mampu bersyukur, dan tidak melihat keseluruhan aspek atau parameter kehidupan seseorang.

Menurut saya, setiap orang diberikan nilai variasi kehidupan yang sama, namun seoalah keunggulan yang tampak lebih mendominasi. Saya sering mengabaikan aspek-aspek lain, dan akhirnya mengeluh dan iri dengan orang lain.

Kita bukan orang yang kita nilai, sehingga tidak bisa melihat dari sudut pandang 360 derajat. Hanya asumsi telah memberikan penilaian pada setiap aspek hidup orang, dan akhirnya melukai diri sendiri.

Menurut saya, kemajuan diri terdiri dari kumpulan parameter. Ada 10 parameter yang perlu dibandingkan dengan detail sebelum memberi asumsi kehidupan si "x" lebih baik dari saya.

1.Cinta
2.Harta
3.Pekerjaan
4.Tampilan fisik
5.Penguasaan diri
6.Kesehatan
7.Kecerdasan
8.Talenta
9.Waktu
10. Beban pikiran

Orang juga cenderung hanya membandingkan aspek Harta atau fisik sesorang. Misalnya "Dia enak kali ya dengan gaji segitu, padahal gajiku hanya segini", atau "Kenapa hidungnya mancung, sementara hidungku pesek" dan masih banyak jenis rasa iri lainnya. Rasa iri cenderung hanya perbandingan parsial.

Bahkan  pandangan yang mengatakan bahwa kehidupan orang terkenal seperti Jokowi(presiden Indonesia) sangat sempurna, enak, dan lebih baik adalah salah. Sepertinya, saya dan dia bisa saja sama dengan membandingkan nilai total ke 10 parameter di atas.

Rumusnya:

Nilai bahagia orang = DS - OL

Jumlah nilai 10 parameter orang -> orang lain (OL)
Jumlah nilai 10 parameter saya -> diri sendiri (DS)

"Kalau nilai positif (+) berarti Anda orang yang bisa bersyukur, dan kalau (-) berarti Anda belum mengenal diri Anda atau orang yang Anda nilai, dengan baik."


Komentar

Postingan Populer