sesal di akhir

Harus berjanji pada diri bahwa ini saat terakhir jatuh dalam kebodohan, tak ingin rasanya mengulang kebodohan. Hanya rasa sakit yang ditinggalkan, pelik, penyesalan. Semoga bisa menemukan rasa senang yang lain, agar kiranya diri ini tidak hanya mengejar-ngejar kesenangan.

Hai nafsu dan kesenangan, janganlah hinggap di hati, sudah cukup tertipu dengan tampang dan godaan. Tak mau juga waktu terbuang sia-sia dengan kebodohan. Biarlah menikmati akhir hidup dengan kebaikan.
Hai nafsu, ternyata hanya sesaat kesenangan kau tinggalkan, habis itu hanya sesal yang tertanam. Kenapa banyak yang mengejar-ngejar kebodohan, kemudian menangis untuk tidak mengulangi. Sebodoh itukah kemerosotan iman. Tergoda dengan sesat, kemudian meronta-ronta karena telah melakukan.

Jika sudah mengetahui akan demikian, kenapa, masih selalu saja berpapasan dengan kebodohan. Ingat akan janji, dan dampaknya saja. Jangan ingat manis yang di awal, karena racun memang manis di awal, namun maut akan menemani berikutnya.

Catatan dalam keraguan dan meyakinkan akan kebodohan, jangan mudah menyerah untuk kedagingan. Ingat dan ingat tak ada dampak baik dari nafsu dan kedagingan. Hanya sesal yang akan kau temui di akhir.

Komentar

Postingan Populer