Pesan ibu

17 Oktober 2019 320 140 Building,

Pagi hari betul aku bermimpi buruk, aku bertengkar dengan Ibu. Aku tak tau kenapa sampai begitu jeleknya mimpiku, aku terbangun, kemudian menghubungi Ibu. Aku menghabiskan waktu mengeluh dan bercerita panjang lebar kepada ibu hampir 1 jam. Selama proses komunikasi, aku sangat sedih, aku sangat rindu, ingin pulang dan mememeluknya.

Aku menceritakan kesedihanku kepada Ibu, bagaimana aku sangat kecewa dan khawatir dengan masa depan ku, akan kegagalan kedua kalinya. Ibu senantiasa memberikan motivasi yang sangat membangun. Dia tidak ingin membiarkan aku sedih dan terlarut-larut. Entah kenapa Ibu, selalu menjadi orang yang paling cintai, dia selalu mengerti keadaan anaknya. Dia tidak pernah menuntut lebih dari anak-anaknya.

Dia selalu mengatakan "kalau kamu gagal, saya tidak akan marah, dunia ini masih panjang 20 tahun , 30 tahun ke depan, ingat kamu masih sangat muda, masih panjang lagi perjalanan yang harus kamu lalui, yang terpenting kamu sehat dan kita bisa bertemu kembali, bukan kah masih ada jalan lain, Kegagalan adalah hal biasa, ibu juga selalu menghadapi kegagalan dan cibiran, namun semua itu adalah proses, dan tetntu memberikan ibu keteguhan".

Aku hanya bisa menangis, dalam hati yang terdalam yang kusedihkan adalah, Aku takut mengecewakan Ibuku, dan membuat mereka sedih ketika aku harus kembali membawa kegagalan. Namun, tak pernah ada terbersit dalam benak Ibuku untuk memaksakan aku harus menjadi apapun, harapannya yang penting aku tetap sehat dan selalu mengingat Tuhan.

Pesan ibu yang lain:
Serahkan semua yang kau inginkan ke Tuhan, jika kamu masih gagal, berarti belum waktunya, kenapa kamu harus stress karena itu, masih panjang perjalanan, orang ada yang kuliah setelah umur 50 an tahun, Ibu aja mengambil s1 pada umur 50 an, jadi tak perlu ada yang disesali, yang perlu hanya melakukan yang terbaik dan berdoa.

Di akhir sesi telepon, aku meminta mohon kepada Ibu, "Oma martangiangma hita oma", loppitma tangan mi, pada momen ini, aku benar-benar merasakan , aku merasakan betapa Ibuku sangat mengasihku, Ibu berdoa memohon kepada Tuhan Yesus, Tuhan berikan kebijaksanaan kepada anakku, buka pikirannya, berkati seluruh dosen dan orang-orang sekelasnya, Engkau tahu, dia bersusah payah pergi jauh ke tempat yang jauh, dan Engkau memberikan kesempatan bagi dia, kiranya Roh kudusMu memberkati anakku ini, supaya bisa melewati masa sulit ini."

Ibu menangis selama berdoa dan begitu juga aku, aku merasa lebih baik lagi dan lebih bersemangat.
Terimakasih Ibu, aku sangat mencintaimu, tak ternilai kasih dan pengorbaban yang kau berikan padaku. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik bagi langkah ku, dan aku tidak ingin memaksakan kehendak, karena semua akan indah pada waktunya.

Komentar

Postingan Populer